Agar Ramadan Hemat, Finansial Sehat, Pilih Solusi YONO dan Frugal Living!

Posted on

Sebenarnya sebelum kita mengenal YONO, Frugal Living sudah terlebih dulu populer. Siapa yang tidak familiar dengan Frugal Living, sebuah gaya hidup hemat yang mengedepankan prinsip mengelola pengeluaran dengan bijaksana, memilih untuk mengutamakan kebutuhan daripada keinginan, serta berhemat tanpa mengorbankan kualitas hidup.

Semua orang tentu sepakat dengan prinsip positif tersebut, apalagi dalam kondisi yang penuh tekanan ekonomi, bahkan saat ramadan datang.

Namun harus dipahami, biar memilih hidup hemat ala frugal living, bukan berarti gaya hidup ini berarti hidup dalam serba kekurangan, tetapi lebih kepada bagaimana kita bisa membuat pilihan yang tepat dalam pengeluaran dan menghargai apa yang kita miliki.

Sekedar mengingat kembali kita buka catatan sedikit tentang YONO yang merupakan singkatan dari “You Only Need One,” dan belakangan ini begitu populer menjadi rujukan hidup hemat yang juga didasarkan pada pengalaman positif bagaimana memperlakukan uang dengan bijak.

Sederhananya konsep yang diusung YONO, mengajarkan kita untuk hidup dengan apa yang kita butuhkan, bukan dengan apa yang kita inginkan. Nah dalam konteks Ramadan, tentu saja ini bisa berarti bagaimana kita berusaha kuat menahan diri dari membeli barang-barang yang tidak esensial atau mengikuti tren konsumtif yang sering kali mengarah pada pemborosan alias belanja impulsif.

Ramadan adalah waktu yang sangat istimewa, selain menjadi bulan penuh berkah untuk memperbaiki hubungan spiritual, Ramadan juga bisa menjadi kesempatan untuk mengevaluasi gaya hidup dan kebiasaan kita, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan. Namun, bagi banyak orang, bulan puasa juga datang dengan tantangan finansial, seperti pemborosan saat berbuka puasa, membeli pakaian baru, atau menyiapkan berbagai hidangan mewah untuk sahur dan berbuka.

Tak sedikit orang berada dalam situasi dilematis, ingin hemat dan mendapat berkah ramadan, tapi juga digoda pemborosan. Lantas bagaimana cara kita menjaga kesehatan finansial di tengah godaan tersebut? Apakah YONO dan frugal living bisa menjadi solusi yang tepat?

Mengapa YONO dan Frugal Living Bisa Menjadi Pilihan Cerdas Selama Ramadan?

Mungkin itu pertanyaan kritis yang tepat harus kita ajukan untuk diri kita sendiri. Ramadan setidaknya menjai kesempatan kita  untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip YONO dan frugal living.

Terutama karena tidak sedikit godaan datang selama bulan puasa, kita sering kali tergoda untuk membeli lebih banyak makanan dari yang diperlukan, atau bahkan mengikuti tren yang mengarah pada konsumsi berlebihan.

Padahal dengan mencermati dan mengadopsi prinsip YONO, kita diajak untuk berhenti sejenak dan bertanya pada diri sendiri, “Apakah saya benar-benar membutuhkan semua ini?”

Bagaimanapun Ramadan sejatinya mengajarkan kita untuk menahan diri, dan dengan mengintegrasikan YONO dan frugal living dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa membuat keputusan finansial yang lebih bijak.

Contoh paling sederhana bisa kita lihat saat kita mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa, kita bisa memilih makanan yang sehat dan bergizi tanpa harus membeli jajanan atau hidangan mewah. Ketimbang mengikuti kebiasaan yang sering kali melibatkan makanan berlimpah yang tak terpakai, kita bisa membeli sesuai kebutuhan, mengurangi pemborosan, dan memaksimalkan manfaat dari apa yang kita beli. Dengan cara ini, kita tidak hanya menghemat uang, tetapi juga menghindari pemborosan makanan yang dapat merugikan lingkungan.

Tapi lapar mata bisa membuyarkan rencana baik tersebut. Bukankah ada pepatah “dari mata turun ke hati”. Jika mata sudah melihat makanan lazis dan hati menyetujui maka dompet bisa tak berkutik.

Setidaknya kita harus mulai memikirkan sesuatu yang lain terkait Frugal Living, bagaimana mengubah konsumsi berlebihan menjadi investasi berkah. Bagaimana praktik baiknya?

Selain menghindari konsumsi berlebihan, sebenarnya frugal living bisa membantu kita selama ramadan lebih fokus pada hal-hal yang lebih bermakna, seperti meningkatkan ibadah dengan cara berbagi kepada sesama.

Atau menggunakan uang yang kita hemat untuk amal, zakat, atau sedekah menjadi salah satu cara untuk memaksimalkan berkah Ramadan. Ini adalah cara yang lebih mendalam untuk merayakan bulan suci ini, artinya kita tidak hanya memperbaiki hubungan kita dengan Allah, tetapi juga dengan sesama, melalui tindakan nyata yang membawa manfaat lebih besar. Hubungan horizontal dan vertikal yang seimbang.

Saya merasakan bahwa dengan menerapkan frugal living, kita juga bisa belajar merasa lebih bersyukur dan menghargai apa yang kita miliki. Tidak jor-joran membeli barang-barang yang tidak diperlukan, tapi kita bisa berinvestasi dalam pengalaman yang lebih berarti, seperti meningkatkan kualitas waktu bersama keluarga, memperdalam ilmu agama, atau mempelajari keterampilan baru yang bermanfaat.

Berbicara tentang trens YONO dan Frugal Living, kita bahkan bisa memperbaiki pola hidup konsumtif kita yang selama ini kita abaikan. Melalui Ramadan kesempatan kita menginstrospeksi diri kembali terbuka. Memperbaiki pola hidup konsumtif yang sering kali muncul sepanjang tahun.

Dengan prinsip YONO, kita diajak untuk memilih satu hal yang benar-benar kita butuhkan dan menghindari pembelian yang tidak diperlukan. Ini bukan berarti kita harus mengorbankan kebahagiaan, tetapi lebih kepada merencanakan pengeluaran dengan bijak dan tidak terjebak dalam siklus konsumsi berlebihan.

Misalnya yang sedang di depan mata kita, membeli pakaian baru untuk Lebaran memang merupakan tradisi kita yang seolah simbol menandai lebaran. Tetapi apakah kita benar-benar membutuhkan banyak pakaian baru? Dengan prinsip YONO, kita bisa memilih untuk membeli satu pakaian yang benar-benar kita sukai dan butuhkan, dan mengalihkan sisa uang tersebut untuk hal-hal yang lebih bernilai, seperti berbagi dengan yang membutuhkan.

Keuntungan Finansial yang Berkelanjutan

Ini sesuatu yang menurut saya bisa menjadi bentuk pembelajaran positif yang bisa peroleh pada saat kita menerapkan frugal living dan YONO selama Ramadan, bahka bisa juga memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan finansial kita.

Jadi dengan kebiasaan baru menahan diri dari pemborosan dan belajar mengelola uang dengan bijak, kita bisa membangun pola pikir dan kebiasaan yang sehat untuk masa depan.

Tidak hanya tabungan kita yang bisa meningkat, kita juga bisa lebih fokus pada investasi yang lebih produktif, baik itu dalam bentuk pendidikan, properti, atau bahkan membangun dana darurat yang akan membantu kita menghadapi ketidakpastian keuangan di masa depan. Kebiasaan lama “makan tabungan” akan menjadi “peninggalan” lama yang tidak lagi kita jadikan pilihan dalam mengelola keuangan kita.

Kebiasaan hidup hemat yang kita mulai selama Ramadan bisa menjadi pondasi bagi gaya hidup yang lebih sederhana. Terutama dalam sikon perkembangan hidup kita yang serba cepat dan penuh dengan godaan konsumtif, prinsip YONO dan frugal living menawarkan cara untuk kembali ke nilai-nilai dasar dan hidup dengan lebih bijaksana.

Kita meyakini bahwa dengan memanfaatkan berbagai trend positif kita bisa menjadikan ramadan sebagai momen refleksi dan perubahan. Dan tentu saja menerapkan kedua prinsip ini bukan hanya tentang menghemat uang, tetapi juga tentang hidup dengan lebih bijak dan memaksimalkan berkah bulan suci ini.

Bagaimanapun ramadan bisa kita jadikan kesempatan untuk mengevaluasi kembali gaya hidup konsumtif kita dan membuat perubahan yang bermanfaat, untuk kondisi finansial pribadi kita maupun untuk kebaikan orang lain. Terutama tentang manfaat lebih bersyukur, berbagi, dan hidup dengan sederhana.