jabar.
, SUMEDANG – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menyatakan bahwa perubahan penggunaan area sekitar atau tepi Sungai Cimande kemungkinan besar menjadi faktor yang memicu terjadi banjir di daerah Cimanggung.
Kabupaten Sumedang
Pada hari Sabtu (15/3) serta mungkin saja terjadi di wilayah yang lain.
Herman menyebutkan bahwa tuduhan tersebut timbul ketika mereka melakukan survei di tempat dan menemukan adanya pengurangan lebar sungai akibat pembangunan beragam struktur seperti rumah maupun gedung usaha sepanjang alirannya. Bahkan, disana terdapat setidaknya lima kompleks perumahan yang memenuhi area tepian sungai tersebut.
“Kami melacak ke daerah Hulu di Rancaekek pula. Di sana terdapat sebuah kompleks perumahan yang ternyata tepat bersinggungan dengan pinggiran sungai,” jelas Herman.
Herman menyebut kondisinya penting diperhatian, sebab menurut standar ideal, gedung harus berjarak setidaknya tiga meter dari tepi sungai sebagai batas aman.
Oleh karena itu, ia mengharapkan para petugas berwenang dan kepala daerah setempat, khususnya mereka yang bertanggung jawab atas area dengan sungai, agar meninjau ulang peraturan yang sudah ada.
“Direview aturan-aturannya seperti apa, pembangunan perumahan pun harus mengakomodir area-area terbuka hijau,” katanya.
Herman menyebut bahwa PPNS pun akan dipergunakan untuk meneliti lebih jauh tentang pengembangan beberapa kompleks perumahan tersebut, serta merencanakan pemberian peringatan secara langsung.
Di luar pemukiman, para petugas juga menemukan warung atau rumah penduduk yang terlihat menghadap langsung ke Sungai.
“Demikian pula, kami berharap Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum dapat memberikan pengingat ini; keinginan kami adalah agar masyarakat dapat membersihkan sungai dengan upaya sendiri sehingga aliran air tersebut kembali berfungsi seperti semestinyanya,” katanya.
Menurut Herman, banyaknya perubahan penggunaan tanah yang terjadi di Jawa Barat sebenarnya harus dikelola dengan baik, termasuk dalam hal pengerjaan proyek perumahan. Bila tindakan ini tidak diambil atau tertunda, bisa menghasilkan akibat yang serius.
Dia mengilustrasikan situasi di Puncak Bogor tempat terjadi penebangan hutan yang parah serta perubahan fungsi lahan menjadi penyebab utama banjir tersebut.
Dalam konteks perumahan, Pemprov memberi dukungan yang kuat terhadap pengembangan properti ini karena sesuai dengan target tiga juta rumah dari pemerintah. Akan tetapi, dalam hal lain, konstruksi perumahan sebaiknya tidak mengabaikan faktor-faktor lingkungan dan kelestarian alam.
“Saya mendorong agar masyarakat dapat dengan mudah memperoleh tempat tinggal. Namun, kita tidak boleh melanggar regulasi sekalipun,” katanya.
Banjir yang melanda Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang itu mengenai empat desa dan mempengaruhi kurang lebih 2.000 orang warga setempat.
(antara/jpnn)