Blak-blakkan Kapolresta Solo Iwan Saktiadi,Bongkar Sifat Asli Gibran Selama Jadi Wali Kota

Posted on

Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi buka suara soal tantangan selama mendampingi Gibran Rakabuming Raka kala masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Sebagai informasi, putra sulung Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tersebut sempat menjabat sebagai Wali Kota Solo selama 3 tahun sejak memenangkan Pilkada Solo 2019 silam.

Kala Gibran menjabat sebagai Wali Kota Solo, perpindahan tugas juga terjadi di tubuh Polresta Solo dimana Kapolresta kala itu yang dijabat oleh Kombes Ade Simanjuntak diganti oleh Kombes Pol Iwan Saktiadi.

Berpindah tugas ke Kota Solo, jabatan Kapolresta ternyata cukup lama diemban oleh Iwan Saktiadi hingga mencapai 2 tahun 3 bulan termasuk di momen saat Gibran belum menjabat sebagai Wapres RI.

Lantas apa tantangan sebagai Kapolresta Solo saat dampingi Gibran kala menjabat sebagai Wali Kota? Seperti diketahui, Gibran bukanlah sosok pejabat publik biasa kala memanggu sebagai Wali Kota Solo.

Gibran menjabat sebagai orang nomor satu di kota Solo kala sang ayah masih sebagai Presiden RI.

Meski statusnya sebagai Wali Kota Solo sekaligus putra Jokowi, ternyata menurut Iwan Saktiadi hal itu tak membuat sosok Gibran tak profesional sebagai pejabat publik.

“Yang pertama saya menegaskan bahwa beliau Mas Gibran saat berdiri sebagai walikota itu berdiri sebagai wali kota bukan anak presiden. Beliau selalu membahasakan bahwa beliau walikota memang didapatkan dengan walikota, predikat sebagai anak presiden itu ya memang melekat cuma posisi walikota beliau itu profesional sebagai walikota, saya merasakan, karena hari-hari saya sama beliau,” cerita Iwan dalam podcast bersama TribunSolo yang tayang di YouTube Tribun Solo Official hari Rabu (8/1/2025) lalu.

Bahkan menurut Iwan, selama menjadi anggota kepolisian 25 tahun terakhir. Ia baru bertemu dengan pejabat publik yang memiliki gaya kepemimpinan unik ketika ia mendampingi Gibran sebagai Wali Kota Solo.

Di matanya, Gibran merupakan sosok pemimpin yang efektif dan efisien saat mengambil keputusan. Termasuk ketika mengadakan rapat pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Solo, Gibran bukan sosok yang suka menggelar rapat.

Iwan menyebut Gibran bukanlah sosok yang banyak berwacana tapi lebih mementingkan solusi dalam setiap masalah yang muncul.

“Dan beliau mengelola pemerintahan itu saya merasakan dari 25 tahun saya berdinas saya ketemu pejabat daerah yang stylenya seperti beliau itu ya hanya satu, ya beliau ini. Beliau sangat efektif dan efisien, tidak banyak bicara atau berwacana. Rapat juga sangat efisien, dan efektif. Jika tidak penting sekali beliau tidak mengadakan rapat,” lanjutnya.

Bahkan ketika Gibran mengadakan rapat, hal itu diakui Iwan merupakan alarm adanya kejadian atau kondisi yang genting.

“Kalau beliau sudah mengadakan rapat itu, betul-betul sesuatu yang urgen dan harus diputuskan saat itu yang signifikan,” sebutnya.

Namun secara pribadi, Iwan mengaku sangat terhormat dimana dalam perjalanan kariernya sebagai anggota kepolisian. Ia sempat mendampingi sosok yang kini menjadi Wakil Presiden (Wapres) RI tersebut.

“Bagi saya secara pribadi bagian dari perjalanan waktu saya waktu berdinas di kepolisian merupakan suatu kehormatan secara pribadi yang luar biasa bisa mendampingi beliau dan mengantarkan beliau mengelola Solo dengan baik,” kata dia.

Selama 2 tahun mendampingi Gibran sebagai Kapolresta Solo. Iwan mengaku kondisi kota Bengawan cukup relatif terkendali meski sempat ada insiden-insiden besar.

“Alhamdulillah selama 2 tahun berjalan saya katakan smooth, kalau ada dinamika pasti ada, karena yang kita kelola itu masyarakat. Contoh Putri Cempaka kebakaran selama berhari-hari, ada kebakaran besar di pasar Kliwon,” urainya.

Hal itu diakui Iwan tak lain lantaran Gibran merupakan sosok yang responsif. Sebagai Wali Kota Solo, ia selalu menjawab keluhan warga dengan cepat.

Bahkan cara Gibran mendengar keluhan masyarakat itupun kini juga dibawanya Istana Wakil Presiden dengan membuat kanal lapor Mas Wapres.

“Kalau sekarang kan ada laporan Mas wapres, dulu ada aku lapar Mas Wali. Nah beliau itu selalu merespon apa yang masuk di HP beliau baik melalui medsos, rata-rata medsos selalu saya baca itu Twitter rata-rata. Dan pasti akan foward ke saya, komunikasi beliau itu sangat efektif,” sebutnya.

Ia pun masih ingat bagaimana sosok Gibran merupakan pemimpin yang bekerja efektif dan efisien ketika mendengar keluhan warga.

Gegara gaya kepemimpinan Gibran tersebut tak jarang Iwan mengaku diminta untuk jadi jembatan komunikasi dengan Kapolres di wilayah lain lantaran laporan yang masuk ke Gibran melalui media sosial kala itu dilakukan oleh warga luar Kota Solo.

“Jadi beliau ketika di forward ke saya, minta feed backnya seperti apa. Akan tidak jarang warga luar Solo mengadu ke saya, dan tak jarang itu difowardkan ke saya untuk dilanjutkan ke polres yang berkaitan untuk menyelesaikan masalah itu,’ tambah dia.

Selain sebagai pemimpin responsif, Gibran di mata Iwan merupakan sosok pejabat publik yang simpel lantaran tak ingin menggunakan protokoler yang ribet.

“Satu hal yang saya tangkap itu beliau responsif terhadap apa yang dilaporkan oleh masyarakat. Beliau juga tidak banyak protokoler, intinya apa pekerjaannya apa kita selesaikan,” ungkap mantan Kapolres Sukoharjo.

“Beliau itu seperti itu menjalankan pemerintahan secara profesional, ya memang beliau begitu bukan orang yang banyak gimik dan menggunakan protokoler tertentu. Terkadang straight aja melalui ajudan langsung ke saya,” lanjut Iwan.

Sebagai sosok yang irit bicara, Gibran disebut Iwan merupakan pemimpin yang teliti sampai detail terkecil.

“Memang beliau irit bicara tapi bukan tidak memperhatikan hal-hal kecil pun diperhatikan. Misalnya kita agak terlambat menjawab nanti pasti ditagih,” pungkasnya.

(*)