Inilah cerita terakhir Iptu Tomi Marbun menyampaikan keluh kesalnya kepada istrinya, Riah Tarigan.
Sebelum sang suami pergi, Riah mencatat perilaku aneh dari pasangannya.
Istri dari Iptu Tomi Marbun juga merasakan ada sesuatu yang mencurigakan terkait kasus menghilanginya suaminya selama tiga bulan tersebut.
Riwayat David Roni Ganda Sinaga, Anggota DPRD Medan yang Sebelumnya Melaporkan Diri ke Kepolisian dan Saat Ini Terlibat Pertikaian Fisik
Riah mengatakan bahwa ada lima kejadian ganjil yang dialami sebelum suaminya, Iptu Tomi Marbun hilang tanpa bekas.
Berikut ini informasi bahwa awalnya Iptu Tomi Marbun, yang bertugas sebagai Kasat Reskrim Polres Teluk Bintini, berencana untuk melancarkan operasi penangkapan terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Teluk Bintuni, Papua Barat pada tanggal 15 Desember 2024.
Tapi tiga hari berikutnya, yaitu pada tanggal 18 Desember 2024, tim menyampaikan informasi bahwa Iptu Tomi dinyatakan hilang setelah tersandung dan jatuh ke Sungai Rawara yang ada di Distrik Moskona Barat.
Polres Labuhanbatu Ringkus Penjual Narkoba, Masyarakat Diminta Waspadai Lebih Jauh
Berita tentang kepergian suaminya tiba-tiba mengejutkan Riah.
Hingga lebih dari tiga bulan yaitu pada Maret 2025, mayat atau petunjuk tentang keberadaan Iptu Tomi masih belum ditemukan.
Maka, Riah menyadari bahwa sesuatu yang mencurigakan sedang berlangsung dalam kasus hilangnya suaminya.
1. Menghilang setelah terjatuh dari kapal
Pertanyaan aneh pertama yang dibuka oleh Riah berkaitan dengan alasan hilangnya Iptu Tomi.
Riah kebingungan akibat adanya dua edisi yang berlainan tentang suaminya menghilang.
“Suaranya meminta izin untuk meninggalkan keluarganya pada tanggal 15 Desember dan pergi menangani pencarian pelaku utama KKB. Dia kemudian menerima berita bahwa pada tanggal 18, suaminya terjatuh dari perahu panjang,” demikian disampaikan oleh Riah Tarigan seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari video YouTube tv one news, Selasa (18/3/2025).
Tetapi menurut wakapolres Teluk Bintini, cerita tentang kehilangan Iptu Tomi malah sangat berbeda.
Menurut kabar, Iptu Tomi hilang setelah tersandung dan jatuh dari kapal.
“Pertama kali mendengar kabar tersebut adalah dari bapak Wakil Kapolda dan ibu Wakapolres Teluk Bintini, yang menginformasikan bahwa perahu karet suami saya telah tenggelam. Akan tetapi, beberapa jam kemudian, saat menerima panggilan dari bapak Kepala Polisi, pesannya menjadi lain; dia menjelaskan bahwa sebenarnya suami saya jatuh dari perahunya secara tidak sengaja,” tutup Riah.
2. Merasa terdesak
Ketidaksesuaian kedua yang disampaikan oleh Riah berkaitan dengan keluhan terakhir dari Iptu Tomi.
ternyata sebelum melaksanakan tanggung jawab yaitu menghadapi KKB, Iptu Tomi berbagi cerita pada istrinya tentang perasaannya.
Sepertinya Iptu Tomi mengalami keraguan dalam melaksanakan tugas itu.
Sedih Bripka Petrus baru saja dikarunikan seorang anak setelah menanti selama dua puluh tahun, kini dia gugur ketika sedang menggerebek pertandingan sabung ayam.
“Sebelum menjalani operasi tersebut, suami saya bertanya pendapatku tentang prosedur medis ini. Meskipun operasi ini bukanlah kali pertamanya melaluinya, namun sejauh ini ia tak pernah menceritakan atau mendiskusikannya denganku. Namun di momen itu, dia ingin melakukan pembicaraan bersamaku,” ungkap Riah.
Saat itu Riah menyadari tingkah laku tidak biasa dari suaminya.
Lebih jauh, Iptu Tomi menyatakan bahwa dia merasakan tekanan untuk melaksanakan tugas itu.
“Ada sesuatu yang terasa berbeda karena sepertinya suami saya tengah menghadapi banyak tekanan. Ia selalu bertanya tentang ‘bagaimana pendapatmu soal operasi?’, meskipun kita seorang Kristen dan ingin mempersiapkan Natal. Ini adalah Natal pertama bagi putra kami, jadi ia sangat antusias mendekorasai rumah demi menyambut perayaannya. Namun, tiba-tiba saja ia menjadi ragu dengan keputusan melakukan operasi pada hari itu, padalah ini merupakan moment spesial bagiku sebagai ibunya. Sayangnya, dia tetap ditekan-tekan oleh orang lain,” ungkap Riah.
Riah menambahkan bahwa sesungguhnya telah terdapat rencana dia dan pasangannya untuk berpindah ke sebuah kota yang lain dengan istilah mutasi.
Akan tetapi, proses mutasi itu tiba-tiba menjadi rumit sampai akhirnya Iptu Tomi perlu memenuhi beberapa persyaratan.
Saya pernah mendengar suamiku mengeluh ketika sedang makan. Dia menyampaikan bahwa dirinya merasa ditekan-tekan dan berpikir tentang pindah tugas karena ia ingin melanjutkan pendidikan di PTIK pada tahun 2025 nanti. Namun, rasa tertekan tersebut membuat suamiku memilih untuk melakukan prosedur ini terlebih dahulu sebelum bermigrasi. Itulah yang dikatakannya oleh Riah.
3. Dipersoalkan permintaan dana sebesar Rp30 juta
Selanjutnya, ketidakbiasaan ketiga yang berkaitan dengan hilangnya Iptu Tomi selama tiga bulan berhubungan dengan permintaannya terakhir kali.
Menurut Riah, suaminya dikabarkan ditugaskan untuk menyiapkan tim dalam misi penangkapan kelompok kriminal bersenjata yang berlangsung sejak tanggal 11 Desember.
Pada tanggal 15 Desember 2024, Iptu Tomi di minta uang untuk keperluan operasional.
Menurut Riah, uang operasional atau uang transportasi tersebut dipakai untuk menyewa mobil double gardan yang nantinya akan digunakan dalam kegiatan operasional.
Profiling Iptu Tomi Samuel Marbun, Mantan Kepala Satuan Reskrim Polres Teluk Bintini, Yang Sudah Menghilang Selama 3 Bulan
“Biaya transportasi untuk menyewa Hilux (mobil double gardan) gunakan dalam operasional. Saya pun mengeluh, mengapa harus menggunakan uang pribadi,” jelas Riah.
4. Menangis sebelum pergi bertugas
Kejadian aneh berikut yang sama-sama mengejutkan Riah adalah berkaitan dengan perilaku Iptu Tomi.
Sebelum pergi menjalankan tugas untuk menghadapi KKB, Iptu Tomi tertangkap basah sedang meneteskan air mata.
Menyaksikan itu, Riah menjadi shock dan bahkan menggugah pertanyaan tentang kesanggupan suaminya dalam melaksanakan tugasnya.
“Pada saat kita sedang berdoa, suami saya malah menangis. Dia sering berkeliaran di dalam hutan. Saya pun bertanya, ‘Papi kamu takut?’ Jika merasa takut, enggak perlu ikut pergi,’ namun ia hanya tertawa dan tersenyum. Kemudian, dia meninggalkan tempat tersebut dengan membawa serta seluruh anggota keluarganya menuju kediaman Pak Roland (Kantor Resmob Polres Teluk Bintini), yang menjadi lokasi pertemuan mereka,” ungkap Riah Tarigan.
5. Siswa tim tetap diam
Yang terakhir, ada sesuatu yang aneh mengenai kasus suami yang hilang ini yaitu bagaimana para anggota tim penyelidik bersama korban meresponsnya.
Riah menduga ada sesuatu yang disembunyikan oleh kepolisian Resor Teluk Bintini berkaitan dengan hilangnya Iptu Tomi.
Lebih dari itu, Riah mengatakan bahwa sahabat-suami-sahabatnya yang turut hadir di tempat kejadian ternyata malahan menutup mulut.
“Mengapa Polres kelihatan begitu tertutup? Kepergian suami saya tampaknya tak memiliki arti bagi mereka; ini semua seperti sesuatu yang dilalui tanpa peduli. Para anggota tim yang biasanya bekerja sama dengan suami saya menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan; sepertinya tak satupun dari mereka mau membicarakan detail apa pun tentang insiden tersebut. Mereka hanya melemparkannya kepada pak Kanit. Menurut penjelasan pak Kanit, saat suami saya sedang berenang, ia pernah merasakan ketinggian air hingga pinggang lalu mendadak jatuh dan lenyap. Namun, saya sangat mengenal suamiku; beliau adalah seseorang yang pandai berenang,” tutur Riah.
Tidak hanya itu saja, Riah merasa letdown lantaran pihak kepolisian tak melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara mengenai hilangnya Iptu Tomi.
“Pencarian yang berlangsung tak optimal. Hingga saat ini, upaya pencarian dengan menggunakan perahu layar panjang baru mencapai lokasi pada tanggal 19; hal tersebut hanyalah pengambilan korban, bukannya pencarian sungguh-sungguh. Selanjutnya, terdapat dua kali lainnya yang hanya difokuskan di daerah Kalilawara, yang mana memerlukan waktu kira-kira sepuluh jam untuk tiba di tempat kejadian perkara. Oleh karena itu, hingga kini belum ada pencarian nyata di lokasi tersebut,” ujar Riah.
“Saat itu kami dari keluarga sempat mengajukan permohonan bantuan kepada masyarakat setempat dan mereka pun turun ke lokasi. Namun, tak terjadi pertukaran tembakan dengan siapa pun, baik itu anggota Kelompok Kriminal Bersenjata maupun yang lainnya. Tak ditemukan pula indikasi bahwa dia tenggelam atau menghilang begitu saja tanpa adanya petunjuk apa pun. Jika memang ia telah tenggelam, maka hal tersebut adalah bagian dari rencana Allah bagi suami saya; biasanya tubuh akan kembali muncul jika berada di air selama empat hari, namun kali ini sama sekali tak ada tanda-tanda seperti itu,” lanjutnya.
Artikel ini sudah dipublikasikan di
TribunnewsBogor.com
(*/
)
Baca berita
TRIBUN MEDAN
lainnya di
Google News
Periksa juga berita atau detail tambahan di
Facebook
,
Instagram
dan
Twitter
dan
WA Channel
Berita viral lainnya di
Tribun Medan