, JAKARTA — Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Profesi Pasar Modal Indonesia (Propami), Boris Sihar Sirait, mengatakan bahwa alasan penurunan IHSG pada hari Selasa (18/3/2025) belum dapat ditentukan dengan pasti. Dia menyebut kemungkinan adanya informasi insider yang didapat oleh sebagian besar investor asing di pasar modal Indonesia dan hal tersebut tetap tampak seperti teka-teki bagi publik sampai saat ini.
Pemain terbesar dalam pasar saham Indonesia
kan
masih investor asing. Kita
nggak
mengetahui jenis-jenis datanya apa saja, kita
kan
Berbicara tentang data yang sering diperbincangkan secara publik, namun sulit untuk mengetahui apakah mereka memiliki sumber langsung dari datanya.
elite
“Kepemimpinan,” ungkap Boris pada acara Edukasi Wartawan tentang Makro Ekonomi dan Dampaknya terhadap Pasar Modal Indonesia yang diselenggarakan oleh PT BEI secara online, Selasa (18/3/2025).
Data-data yang diklaim dipunyai oleh para investor luar negeri itu mungkin berhubungan dengan aturan-aturan baru dari pemerintah. Ini mengakibatkan indikator pasar langsung merosot.
Mungkin mereka telah mendapatkan berbagai informasi dari kita.
nggak
Memahami situasi sebab memiliki informan yang dapat memberikan wawasan lebih awal. Sebagai contoh, mungkin ada perubahan dalam konteks keputusan pemerintah atau beredar spekulasi tentang kemungkinan adanya pergantian.
(reshuffle),”
jelasnya.
Selanjutnya, Boris juga memberikan tanggapannya tentang beberapa persepsi yang muncul terkait penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan hubungannya dengan beragam faktor. Dia menyebutkan mulai dari pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025, kasus korupsi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sampai masalah Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang TNI. Menurut pandangannya, diperlukan data serta bukti konkret sebelum dapat dipastikan hal tersebut.
Apabila kita bicara tentang hubungan antara penurunan IHSG dengan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), menurut pandangan saya, hal tersebut berkaitan dengan defisit APBN.
kan
yang menjadi sasaran Sri Mulyani sebesar 2,5 persen dan akan
all out.
Jadi hubungan antara defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu apa jika kita tetap mempercayai informasi dari pemerintah? Saya sangat yakin bahwa Sri Mulyani akan mengatasi hal ini.
all out
Untuk mewujudkannya,” ujarnya.
Demikian pula tentang pandangan seputar tingginya kasus korupsi di perusahaan milik negara dan masalah Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia. Dia berpendapat bahwa gambaran tersebut masih belum dapat diverifikasi karena belum adanya bukti data yang menyatakan hubungannya dengan peningkatannya indeks harga saham gabungan.
Bila ada yang bertanya tentang dampak dari Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUUTNI) serta kasus suap di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), memang beberapa hari lalu ada beritanya. Namun, untuk menentukan bahwa hal tersebut sebagai penyebab utama penurunan IHSG masih perlu adanya bukti. Menurut pendapat saya,
sih nggak
“Ingin terburu-buru membuat kesimpulan tanpa adanya bukti pendukung yang cukup,” ungkapnya.