Manfaat Tidur di Kamar yang Gelap dan Lampu Dimatikan,Bisa Pengaruhi Kesehatan Fisik dan Mental

Posted on

Ada beberapa manfaat tidur dengan kondisi gelap atau lampu dimatikan bagi kesehatan tubuh.

Setiap orang pasti memiliki kebiaasaan yang berbeda-beda saat tidur.

Ada yang suka tidur dengan kondisi kamar yang terang, ada pula yang baru bisa terlelap jika ruangannya gelap.

Ternyata, kebiasaan tidur ini bisa berpengaruh pada kesehatan.

Nah, dengan mematikan lampu ini ada banyak manfaatnya, Apa saja ya?


Pentingnya Mematikan Lampu Saat Tidur

atau ritme sirkadian.

Ritme sirkadian adalah jam internal yang mengatur tubuh kita.

Ritme ini memberi sinyal kapan tubuh bangun atau terjaga, dan kapan tubuh harus merasa lelah.

Nah, cahaya merupakan gangguan eksternal terbesar yang memengaruhi waktu bangun dan tidur; jika terpapar pada waktu yang salah – misalnya, saat sebelum tidur – cahaya dapat mengganggu ritme sirkadian.

seperti cahaya dari smartphone, tablet, laptop, dan TV.

Bahkan, mobil yang lewat atau lampu jalan di dekat jendela kamar dapat mengganggu dan menimbulkan gangguan.

Gangguan ritme sirkadian bukanlah satu-satunya cara tubuh kita terganggu oleh cahaya di malam hari.

Perlu diketahui, situasi gelap dapat merangsang kelenjar pineal yang terletak jauh di dalam otak untuk memproduksi melatonin, hormon turunan serotonin yang memicu rasa kantuk.

Paparan cahaya menghambat proses tersebut, sehingga menghalangi produksi melatonin dan membuat tidur nyenyak terganggu.


Dampak Paparan Cahaya di Malam Hari (Lights at Night/LAN) pada Kesehatan Mental dan Fisik

Paparan cahaya di malam hari (Lights at Night/LAN), sebelum dan selama tidur, ternyata berpotensi memengaruhi kesehatan fisik dan mental kita.

Pada tahun 2022, para peneliti spesialis kajian tidur di Feinberg School of Medicine, Universitas Northwestern menemukan bahwa paparan cahaya sekitar, bahkan dalam jumlah kecil, pada malam hari dapat membahayakan fungsi kardiovaskular saat tidur dan meningkatkan resistensi insulin keesokan paginya.

Studi tersebut menunjukkan bahwa paparan pencahayaan sedang dalam ruangan saat tidur dapat mengganggu regulasi glukosa dan kardiovaskular, bahkan meski cuma selama satu malam.

Gangguan regulasi glukosa dan kardiovaskular menjadi faktor risiko kesehatan seperti:

  • Diabetes
  • Penyakit jantung
  • Sindrom metabolik
  • Obesitas

Sebuah studi tahun 2018 yang meneliti peserta pekerja shift malam juga menemukan hubungan antara paparan cahaya di malam hari dan glukosa yang tidak teratur, yang mungkin tidak hanya menyebabkan peningkatan risiko sindrom metabolik, tetapi juga obesitas.

Paparan cahaya kronis juga dapat merusak kondisi mental.

Cahaya di malam hari dapat menyebabkan peningkatan gejala insomnia dan depresi, menurut penelitian baru yang diterbitkan pada 2023.

Penelitian tersebut menekankan pentingnya mengurangi penggunaan gadget sebelum tidur untuk melindungi kesejahteraan mental.

Lebih lanjut lagi, ada korelasi antara LAN dan kondisi seperti insomnia, depresi, dan kecemasan, yang semuanya sangat dipengaruhi oleh ketidakseimbangan paparan cahaya.

Di antara peserta dalam studi ini, paparan cahaya malam yang berlebihan secara khusus menyebabkan peningkatan gejala sebesar 20 persen yang terkait dengan daftar gangguan kejiwaan tersebut.

Terlalu banyak paparan cahaya di malam hari dapat mengganggu tidur, merusak produksi melatonin, dan mengganggu ritme sirkadian tubuh yang masing-masing dikaitkan dengan depresi secara umum.


Cara Tidur dengan Kondisi Minim Cahaya

Dari paparan di atas, bisa dipahami bahwa kondisi terang atau cahaya, baik alami maupun buatan, memiliki dampak negatif pada tidur malam yang nyenyak dan kesehatan.

Sehingga, sebaiknya kita tidur dengan kondisi ruangan yang gelap agar mendapat kualitas tidur yang baik dan menjaga kesehatan.

Siklus tidur alami yang teratur dan sinkron terntu dapat meningkatkan kualitas hidup.

Nah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi paparan cahaya di malam hari saat dan sebelum tidur:

1. Tutup jendela dengan tirai antitembus pandang

Tirai biasa memiliki celah yang memungkinkan cahaya masuk.

Jadi, ada baiknya kamu memilih lapisan perlindungan ekstra yang disediakan oleh tirai antitembus pandang untuk menghalangi masuknya cahaya ke kamar.

2. Pakai penutup mata

Jika tidak memungkinkan, cobalah untuk mengenakan penutup mata tidur atau eye mask.

Penelitian menunjukkan bahwa cahaya dapat menembus kelopak mata, sehingga menghalangi produksi melatonin.

3. Pilih lampu redup

Jika kamu tidak bisa tidur di kamar yang sepenuhnya gelap, selalu gunakan lampu redup.

Sebisa mungkin, jauhkan jaraknya dari tempat tidur atau ranjang.

4. Hindari memakai gadget

Hentikan penggunaan perangkat elektronik setidaknya 30 menit sebelum tidur:

Kebanyakan dari kita punya kebiasaan menggulir ponsel atau menonton film untuk sebelum tidur.

Nah, sumber cahaya buatan ini dapat merugikan karena berbagai alasan yang disebutkan di atas.

Simpan semua perangkat elektronik – termasuk charger gadget dan sumber cahaya lainnya – jauh-jauh dari kita sebelum tidur.



Dikutip dari mibluedaily.com