Masyarakat dihebohkan dengan beredarnya video di media sosial yang memperlihatkan sejumlah remaja putri menari tanpa hijab di acara Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) yang diadakan di Kecamatan Medan Kota.
Video yang diunggah oleh akun TikTok @lumba-lumba tersebut menampilkan beberapa remaja putri yang mengenakan kaos merah putih dan celana panjang.
Namun tidak menggunakan hijab, sedang menari di acara MTQ.
Beberapa warga keturunan Tionghoa juga terlihat menyaksikan penampilan tersebut sambil bertepuk tangan.
Tarian yang mereka bawakan merupakan campuran antara tarian gong Xie-gong xie dan gerakan dance modern.
Sementara sejumlah pejabat dan panitia yang hadir terlihat berdiri di atas panggung turut menyaksikan tarian tersebut.
Menanggapi hal itu, Tribun Medan mencoba konfirmasi ke Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Medan Kosim.
Menurut Kosim, kegiatan MTQ kali ini diadakan per kecamatan masing-masing.
“Kalau kegiatan MTQ tahun 2025 digelar per kecamatan masing-masing kemarin.
Masalah ada remaja yang menari tanpa mengenakan hijab, coba konfirmasi ke kecamatannya langsung,” ucap Kosim kepada Tribun Medan, Kamis (13/2/2025).
Mengetahui hal itu, Tribun Medan mencoba konfirmasi ke Camat Medan Kota Raja Ian Andos.
Ian tidak mengetahui adanya tarian yang dilakukan sejumlah remaja tanpa mengenakan hijab.
Dijelaskan Ian, kejadian ini tidak sengaja terjadi. Hal itu karena Kecamatan Medan Kota dikenal dengan Multietnis dan ragam suku yang tinggal disana.
Meski begitu, Ia menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat terutama masyarakat yang beragam muslim.
“Kita sampaikan permintaan maaf kepada semua pihak. Kejadian ini tidak sengaja terjadi. Karena memang warga Medan Kota ini dikenal dengan beragam multikultur dan etnis,” jelasnya saat dikonfirmasi Tribun Medan, Kamis (13/2/2025).
Ian pun menceritakan kronologi kejadiannya.
Menurutnya, sebelum kegiatan inti MTQ, pihaknya menggelar pawai budaya untuk 12 kelurahan di Kecamatan Medan Kota.
“Kemudian kegiatan pawai itu hanya dilakukan di Jalan SM Raja.
Sementara kegiatan MTQ kita gelar di Gedung Al-Washliyah,” jelasnya.
Menurutnya, sejumlah remaja yang menari itu, berasal dari Kelurahan Pandau Hulu I.
“Kelurahan Pandau Hulu I itu, mayoritasnya adalah masyarakat etnis tionghoa.
Makanya mereka menampilkan tarian tersebut. Lagian tariannya itu tarian gong xie-gongxie. Mereka mau ikut menyemarakkan kegiatan pawai ini,” jelasnya.
Dikatakannya, pawai yang digelar sebelum kegiatan MTQ ini adalah pawai Budaya.
“Yang namanya pawai budaya itu pastikan menampilkan budayanya.
Saya tidak tahu tiba-tiba mereka menampilkan itu. Lagian, tarian itu hanya berlangsung satu menit saja,” ucapnya.
Menurutnya yang video viral itu, hanya sepenggal kegiatan pawai budaya.
“Padahal di sana juga ada kelurahan yang menampilkan adat India, tarian reog, adat jawa dan lain-lain,”jelasnya.
Untuk itu, ia berharap, agar masyarakat melihat kejadian ini dari sisi positifnya saja.
“Sekarang gimana kita menanggapi dengan positif saja. Jangan diblunderkan.
Tidak ada juga mereka melakukan tarian dance. Mereka (warga etnis Tionghoa) berniat baik untuk memeriahkan.
Janganlah jadi ke unsur SARA dan lain-lain. Harus saling menghargai,”jelasnya.