Zelensky Menuduh Putin Berusaha Sabotase Diplomasi Gencatan Senjata

Posted on

blog.skitdeva.comPresiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin, berusaha “menyabotase” upaya diplomatik yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata segera.

Dalam sebuah unggahan di media sosial, Zelensky mendesak Amerika Serikat untuk memberikan tekanan lebih besar pada Putin, dengan menyatakan bahwa hanya “kekuatan Amerika” yang bisa mengakhiri perang ini.

Zelensky menjelaskan bahwa Putin telah membuat segalanya lebih sulit dengan menetapkan persyaratan yang sangat sulit dan tidak dapat diterima sejak awal.

Menurutnya, Putin bahkan belum memulai pembicaraan gencatan senjata secara serius karena sudah membuat berbagai tuntutan yang dianggapnya tidak realistis.

Pada hari Kamis, Putin menyatakan bahwa dia menerima gagasan tentang gencatan senjata, tetapi mengajukan banyak pertanyaan tentang detailnya. Ia menyebutkan wilayah perbatasan Kursk, tempat pasukan Rusia merebut kembali wilayah yang sebelumnya diduduki Ukraina enam bulan lalu.

Putin menuduh pasukan Ukraina melakukan “kejahatan keji terhadap warga sipil,” yang langsung dibantah oleh pemerintah Ukraina. Dia kemudian bertanya apakah pasukan Ukraina harus dibiarkan bebas atau menyerah.

Putin juga mempertanyakan apakah Ukraina akan menggunakan gencatan senjata untuk memobilisasi, melatih ulang, dan memasok kembali pasukannya.

Ini menjadi pernyataan yang penuh dengan keraguan karena ia tidak mengisyaratkan bahwa pasukannya mungkin melakukan hal yang sama.

Salah satu pertanyaan besar yang dia ajukan adalah tentang bagaimana gencatan senjata dapat dipantau sepanjang garis depan di timur Ukraina.

“Siapa yang akan dapat menentukan siapa yang melanggar perjanjian gencatan senjata sejauh 2.000 km dan di mana tepatnya?” tanyanya. “Siapa yang akan bertanggung jawab atas pelanggaran gencatan senjata?”


Putin Setujui Usulan AS Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina, tapi Ada Syaratnya

Menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut, Zelensky dalam pertemuan dengan wartawan pada hari Jumat, menjelaskan bahwa Ukraina sudah siap untuk memverifikasi gencatan senjata melalui pengawasan udara dan laut.

Namun, ia juga mengakui bahwa untuk memantau garis depan secara efektif, Ukraina membutuhkan dukungan pengawasan dan intelijen dari pesawat serta satelit yang dimiliki Amerika Serikat dan Eropa.

Ukraina percaya bahwa persyaratan rinci yang diajukan oleh Putin masih dapat dipenuhi.

Yang lebih sulit untuk dipenuhi, menurut Zelensky, adalah keberatan prinsip yang diajukan Putin.

Putin berpendapat bahwa kesepakatan gencatan senjata harus didasarkan pada asumsi bahwa penghentian ini akan menghasilkan perdamaian jangka panjang dan menyelesaikan akar masalah krisis ini.

Hal ini berkaitan dengan penolakan Putin terhadap perluasan NATO dan keberadaan Ukraina sebagai negara berdaulat dan independen.

Masalah-masalah prinsip ini, menurut Zelensky, membuat peluang untuk mencapai gencatan senjata sementara semakin kecil.

Ini juga alasan mengapa para menteri luar negeri G7 yang bertemu di Kanada menekankan pentingnya integritas teritorial Ukraina dan hak-haknya untuk hidup, kebebasan, kedaulatan, serta kemerdekaannya.

Zelensky dengan tegas mengatakan bahwa “Rusia adalah satu-satunya pihak yang menginginkan perang berlanjut dan diplomasi yang gagal.”

Bola Kini Ada di Tangan Amerika Serikat

Lalu, apa yang mungkin terjadi selanjutnya? Menurut Zelensky, kini bola berada di tangan Amerika Serikat. Presiden AS, Donald Trump, bisa memilih untuk meningkatkan tekanan pada Rusia, seperti yang diminta Ukraina.

Trump bisa mengenakan lebih banyak sanksi pada Rusia, serta pada negara-negara yang membeli minyak dan gas murah dari Rusia.

Selain itu, Trump juga bisa memberikan lebih banyak dukungan militer dan intelijen kepada Ukraina.

Namun, ada juga kemungkinan bahwa Trump dapat menawarkan lebih banyak konsesi kepada Rusia untuk mencapai kesepakatan, yang menjadi kekhawatiran bagi banyak pihak di Ukraina.

Sebagian besar kontak antara AS dan Rusia selama ini dijaga kerahasiaannya, berbeda dengan tekanan diplomatik yang terang-terangan diberikan kepada Ukraina.

Itulah mengapa Zelensky mengkritik taktik penundaan yang diterapkan Rusia dan mendesak Barat untuk memberikan lebih banyak tekanan pada Putin.

Zelensky juga tampaknya ingin melihat Rusia menjadi pusat perhatian, setelah lebih dari sebulan upaya diplomatik dari Amerika Serikat yang menargetkan Rusia, dimulai dengan panggilan telepon pertama antara Trump dan Putin.


Para Pejabat AS dapat Diadili di Pengadilan Kriminal Internasional, Biarkan Israel Membantai Gaza

Diplomasi yang Terhenti di Hadapan Kremlin

Sejak pelantikannya, Trump telah banyak terlibat dalam berbagai masalah internasional, termasuk perang di Ukraina, dan sering kali menggerakkan “buldoser diplomatik” dalam menyelesaikan berbagai isu global.

Namun, kini ia berhadapan dengan tembok Kremlin yang kokoh, yang membuat diplomasi menjadi lebih sulit untuk dilalui.

Trump ingin pertempuran ini segera berakhir, sedangkan Putin menginginkan diskusi yang lebih cermat mengenai rincian dan prinsip-prinsip yang lebih mendalam.

Kedua pemimpin ini memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang bagaimana konflik ini harus diselesaikan, dan ini menunjukkan ketegangan antara keinginan untuk segera mengakhiri perang dan keinginan untuk memastikan perjanjian yang menguntungkan bagi Rusia.

Dengan perbedaan yang mendalam ini, peluang untuk mencapai gencatan senjata semakin tidak pasti. Meskipun ada ungkapan “optimisme hati-hati” dari pihak Amerika, kenyataannya, kesepakatan gencatan senjata yang efektif masih sangat jauh dari pencapaian.


Hamas akan Bebaskan Tawanan AS-Israel jika Israel Terapkan Kesepakatan Gencatan Senjata



(blog.skitdeva.com/ Sri Anggun Oktaviana)