– Wakil Wali Kota Depok Chandra Rahmansyah meninjau proyek Metro Stater Depok di Jalan Margonda Raya, Rabu (26/2/2025).
Chandra mengaku geregetan karena proyek yang dicanangkan sejak 2008 itu mangkrak 17 tahun lamanya. Tak ada upaya berarti untuk melanjutkan proyek.
-nya sangat-sangat kecil,” kata Chandra di lokasi.
Oleh karena pembangunan tak kunjung rampung, Chandra mengatakan, terminal Depok Baru yang terletak di wilayah tersebut menjadi tidak layak untuk masyarakat.
“Saya sering juga naik kereta, turun jalan kaki lewat akses jalan (angkot ke jalan raya) ke depan menuju rumah saya. Saya lihat tuh terminal yang sekarang sangat jauh dari layak untuk melayani masyarakat,” ujarnya.
Chandra menyebut dirinya tak ingin proyek Metro Stater Depok mangkrak lebih lama lagi sehingga harus segera diambil tindakan.
“Mangkrak satu hari pun kami enggak mau (lagi), karena 17 tahun sudah waktu yang sangat terlalu lama,” tambahnya.
Adapun proyek Metro Stater Depok bertujuan untuk menyatukan Terminal Depok dengan Stasiun Depok Baru serta pusat perbelanjaan yang mencakup tempat makan, toko buku, dan apartemen.
Selain itu, proyek ini juga merencanakan penyediaan ruang bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), dengan harapan dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses moda angkutan umum dan berbisnis.
proyek Metro Stater adalah bangunan bertingkat yang mencakup pusat perbelanjaan modern dengan terminal di bagian bawahnya.
Putuskan nasib proyek
Merespons hal ini, Chandra mengaku sudah membentuk tim khusus dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok untuk menyusun kajian evaluasi proyek Metro Stater Depok.
Kajian ini akan meliputi identifikasi faktor kendala pembangunan, termasuk saran dan rekomendasi akan nasib proyek.
“Kami tadi menunjuk kepala bagian hukum untuk memberikan komando terkait evaluasi secara menyeluruh ini, yang mana evaluasi menyeluruh ini kami kasih waktu dua hari, Kamis dan Jumat,” tutur Chandra.
Chandra menargetkan, kajian rampung dalam dua sampai tiga hari. Sehingga, pada Senin (3/3/2025), sudah ada saran dan rekomendasi terkait langkah Pemkot Depok akan nasib proyek tersebut.
Menurut Chandra, kontrak addendum pihak pengembang proyek Metro Stater dengan Pemkot Depok sudah diperpanjang empat kali. Namun, proyek seolah terbengkalai hingga kini.
Dengan kondisi saat ini, bukan tidak mungkin dilakukan pemutusan kontrak dengan pihak pengembang.
“Saya maunya ada kejelasan, kepastian. Kalau mau lanjut, kapan? Karena saya enggak mau mangkrak, sehari pun mangkrak sudah enggak boleh lagi. Kalaupun enggak, ya mau gimana?” jelas Chandra.
Minat pasar
Chandra mengungkap, kendala utama pembangunan ada pada perubahan minat pasar.
berubah,” kata Chandra.
Minat pasar yang berubah dari rencana awal pada akhirnya membuat pihak pengembang terus-terusan melakukan revisi rencana proyek.
“Seperti tadi (mau bangun) apartemen, mungkin diubah hanya jadi pusat perbelanjaan atau pusat perubahan berubah jadi apa gitu,” ungkap dia.
Meski demikian, Chandra menegaskan, proyek ini masih ditargetkan menjadi terminal terpadu yang terintegrasi dengan moda transportasi lain.
“Cuma mungkin konsep tempat tinggalnya (yang ada di rencana proyek) itu yang lagi kami mungkin harus review ulang sama teman-teman pengembang,” ujar dia.