Riza Chalid jadi Orang Terkaya Versi Globe Asia,Anaknya jadi Tersangka Korupsi Pertamina

Posted on

Mohammad Riza Chalid menjadi orang terkaya versi Globe Asia.

Riza Chalid memiliki harta kekayaan yang diperkirakan mencapai 415 juta dolar.

Hal tersebut yang membuat Riza Chalid menjadi orang terkaya ke-88 dalam daftar 150 orang terkaya versi Globe Asia.

Riza Chalid merupakan pengusaha asal Indonesia yang memiliki berbagai bidang usaha.

Bisnis Riza Chalid mulai dari ritel mode, kebun sawit, jus, hingga minyak bumi.

Bahkan, Riza Chalid juga mendapatkan julukan”Saudagar Minyak” (The Gasoline Godfather).

Hal tersebut dikarenakan Riza Chalid dianggap mendominasi bisnis impor minyak via Petral.

Riza Chalid sering dianggap sebagai “penguasa abadi bisnis minyak” di Indonesia.

Selama puluhan tahun Riza Chalid disebut ‘mengendalikan’ Pertamina Energy Trading Ltd (PETRAL), anak usaha PT Pertamina.

Sosok Riza Chalid sangat disegani di Singapura, karena kehebatannya memenangkan tender-tender besar bisnis minyak melalui perusahaannya, Global Energy Resources (pemasok terbesar minyak mentah ke Pertamina Energy Services Ltd).

Namun setelah keluar aturan yang lebih ketat, Global Energy memang sempat menghilang dari Pertamina, kemudian digantikan perusahaan lain, Gold Manor, yang juga dikuasai Riza Chalid.

Nilai bisnisnya diperkirakan mencapai 30 miliar USD per tahun.

Dikutip Tribun-Timur.com dari Wikipedia, Riza Chalid adalah anak pasangan Chalid bin Abdat dan Siti Hindun binti Ali Alkatiri.

Riza menikah dengan Roestriana Adrianti yang akrab disapa Uchu pada tahun 1985.

Proses pendekatan Riza dan Uchu pun terbilang singkat.

Hanya dalam waktu tiga bulan, Riza mantap meminang Uchu sebagai istrinya.

Dari pernikahan mereka, Riza dan Uchu dikaruniai dua orang anak, yakni Muhammad Kerry Adrianto dan Kenesa Ilona Rina.


Rekam Jejak Bisnis Riza Chalid

Riza Chalid menikah dengan Roestriana Adrianti yang kerap disapa dengan Uchu Riza pada tahun 1985 dan bercerai pada tahun 2012.

Sebagian waktu Riza dan Uchu dihabiskan di Singapura.

Uchu mendirikan Sekolah Al Jabr di Pondok Labu, Jakarta, pada tahun 2004 dan menjadi kepala sekolahnya pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 sekolah Al Jabr di Pondok Labu, Jakarta, meresmikan label “internasional” dan menjadi Sekolah Islam Internasional dan diresmikan oleh Suryadharma Ali (saat itu Menteri Agama).

Selain Al Jabr, Uchu dan Riza juga mendirikan Kidzania pada bulan November 2007 dengan nilai investasi 10 juta dolar AS.

Reza Chalid diketahui memiliki sejumlah perusahaan seperti Supreme Energy, Paramount Petroleum, Straits Oil dan Cosmic Petroleum.

Semua perusahaan Reza yang berbasis di Singapura didaftarkan di Kepulauan Virgin, sebuah wilayah yang dikenal di seluruh dunia sebagai surga pajak orang-orang kaya.

DW.com media yang berbasis di Jerman menyebut selama bertahun-tahun Riza Chalid  mengendalikan Pertamina Energy Trading Ltd (PETRAL), anak usaha PT Pertamina.

Selama puluhan tahun dia disebut ‘mengendalikan’ Pertamina Energy Trading Ltd (PETRAL), anak usaha PT Pertamina.

Karena dia menjadi besar dan mendominasi bisnis itu, diapun disebut-sebut sebagai “penguasa abadi bisnis minyak” di Indonesia.

Nama Riza Chalid diulas  Goerge Junus Aditjondro dalam “Gurita Bisnis Cikeas”.

Nama besar Riza Chalid juga terdengar sampai ke luar negeri.

Dia sangat disegani di Singapura, karena kehebatannya memenangkan tender-tender besar bisnis minyak lewat perusahaannya, Global Energy Resources.

Global Energy Resources merupakan pemasok terbesar minyak mentah ke Pertamina Energy Services Ltd.

Setelah ada aturan yang lebih ketat, Global Energy memang menghilang dari Pertamina, digantikan perusahaan lain, Gold Manor, yang juga dikuasai Riza Chalid.


Anak Riza Chalid jadi Tersangka Korupsi Pertamina Patra Niaga

Kejagung telah menetapkan anak Riza Chalid, Muhammad Kerry Andrianto Riza, sebagai tersangka korupsi tata kelola minyak mentah dan produksi kilang di PT Pertamina periode 2018-2023 yang diduga merugikan negara Rp 193,7 triliun.

Nama Riza Chalid ikut disorot gara-gara anaknya tersebut.

Selasa (25/2/2025) kemarin, penyidik menggeledah rumah Riza Chalid dan menyita uang senilai Rp 833 juta dan 1.500 dollar AS.

Selain uang tunai, penyidik Kejagung juga menemukan barang bukti lainnya berupa puluhan dokumen yang diduga berkaitan dengan perkara tersebut.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kepuspenkum) Kejagung Harli Siregar mengatakan pendalaman peran Riza Chalid itu dilakukan usai pihaknya menggeledah rumahnya.

“Itu yang akan didalami oleh penyidik keterkaitan Riza di kasus korupsi minyak mentah,” kata Harli kepada wartawan Rabu, 26/2/2025.

Selain itu, Harli juga menerangkan alasan penyidik turut menggeledah rumah milik Riza yang terletak di Jalan Jenggala Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Harli menuturkan bahwa diduga kuat aktivitas korupsi tata kelola minyak mentah itu juga dilakukan di lokasi tersebut.

Pasalnya, dalam perkara ini anak Riza, yakni Mohammad Kerry Andrianto, jadi salah satu orang yang ditetapkan tersangka oleh Kejagung.

Tak hanya itu, dalam pendalaman itu juga diperkuat dengan ditemukannya sejumlah barang bukti dari rumah Riza.

“Dalam konteks sekarang, penyidik menduga kuat bahwa aktivitas terkait dengan sangkaan dugaan tindak pidana korupsi itu dokumen dan ternyata ada di sana. Nah ini yang mau dipelajari, mau dikembangkan,” jelasnya.

“Kenapa ada di rumah yang bersangkutan, apakah bagaimana perannya, dan seterusnya, tentu akan dicari benang merahnya oleh penyidik,” pungkasnya.

Riza Chalid bukan kali ini saja disorot.

Sebelumnya, Riza Chalid terlibat dengan mantan ketua DPR RI Setyo Novanto soal kontroversi perpanjangan izin operasi PT Freeport Indonesia.

Riza Chalid pun menjadi buah bibir saat skandal politik  kasus “Papa Minta Saham” viral di tahun 2015.

Sebagai informasi, kasus tersebut mendapatkan julukan “Papa Minta Saham” lantaran merupakan pelesetan dari penipuan bermodus minta pulsa yang biasanya disebar melalui pesan singkat, yaitu “Mama Minta Pulsa”, yang saat itu juga ramai diperbincangkan.

Dalam kasus tersebut, terungkap pembicaraan antara Setya Novanto, Riza Chalid, dan Maroef Sjamsoeddin selaku Presiden Direktur PT Freeport Indonesia.

Ketiganya membahas soal saham Freeport, pembagian saham untuk Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, serta Pemilihan Presiden 2019.


(/Tribunnews.com/Kompas.com/Surya.co.id)